Search
Close this search box.
Berita Terbaru
Kisah Wali Allah “Syech Jangkung” Landoh

lintasselatan.com _Pati .Kisah Syekh Djangkung atau Saridin begitu populer di wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Semasa hidupnya, putra Sunan Muria ini konon punya kesaktian di atas rata-rata. Seperti apa kisahnya?

 

Makam Syekh Djangkung berada di Desa Landoh, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati. Jarak dari pusat Kota Pati sekitar 19 kilometer, 30 menit jika ditempuh dengan kendaraan bermotor.

 

 

 

Kamis (30/05/2024), makam tokoh penyebar Islam di Pati pada abad ke-15 ini masih terawat hingga sekarang. Banyak peziarah, dari Pati maupun dari luar daerah, di makam yang berada di utara Pegunungan Kendeng ini.

 

 

 

Istri Syekh Djangkung bernama Retno Jinolo dan RA Pandan Arum. Makam istrinya juga berada di kompleks makam Syekh Djangkung.

 

 

 

Juru Kunci Makam Syeh Djangkung, Kartono, mengatakan silsilah dari Syeh Djangkung ada beberapa versi. Di antaranya ada yang mengatakan Syeh Djangkung putra dari Sunan Muria. Namun, ada pula yang menyebut dia putra dari Ki Ageng Karingan yang ada di Tayu, Pati.

 

 

 

Makam Syekh Djangkung yang ada di Desa Landoh, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Para peziarah di makam Syekh Djangkung, Desa Landoh, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati,

 

 

 

“Silsilah Syeh Djangkung ada dua versi, itu berbeda dengan silsilah yang ada di ketoprak,”

 

 

 

Menurut warga setempat, awalnya daerah Desa Landoh yang berada di utara Pegunungan Kendeng merupakan hutan belantara.

 

 

 

Syekh Djangkung semasa remaja dikenal bernama Saridin. Diceritakan warga setempat, Saridin sempat berkelana sampai ke daerah Mataram yang saat itu sedang dilanda wabah dan peperangan.

 

 

 

Saat bertemu Sultan Agung, Saridin yang memiliki kesaktian itu diminta membantu menangani wabah penyakit dan peperangan. Singkat cerita, Saridin dapat menunaikan tugasnya. Oleh Sultan Agung, dia diberi wilayah kekuasaan di Pegunungan Kendeng sebelah utara.

 

 

 

“Jadi di Jogja pada waktu peristiwa di Kulon Progo itu juga ada. Setelah bertapa di Hutan Rawa di situ dipanggil Sultan Agung, karena tadi, ada musibah ada peperangan. Syekh Djangkung dimintai adu kesaktian dan benar-benar memiliki kesaktian, kemudian diajak bergabung untuk menghadapi wabah penyakit dan peperangan itu. Lama kemudian itu dinikahkan dengan kakak Sultan Agung yang bernama Retno Jinoli,”_lintasselatan.com.

Share
WhatsApp
Facebook
Twitter